Menjelang keberangkatan, gue bingung dan pusing sendiri jadi berangkat atau gak... Setelah galau berhari-hari, akhirnya gue bilang nyokap dihari H. Nyokap udah ga bisa kaget, karena gue keseringan jalan-jalan. Nanyanya cuma, "Emang libur?"
"Ngga, tapi kan jumat emang gak ada kelas"
"Ga ngurangin kuota diluar Korea tuh?"
"Iya sih tapi kan cuma 3 hari"
"3 hari juga bisa pulang" *yak nyokap gue emang orangnya gini*
"Emang bingung mau berangkat apa gak. Gak usah aja apa?"
"Ya terserah aja deh."
Akhirnya tetep berangkat. Gue impressed dengan airlinesnya dan bisa berdamai dengan Bahasa Kantonnya. Tapi gue gak bisa santai sama orangnya. Semua galak.
Gue sampe HK jam 1 pagi. Gue udah master tidur di airport sambil nunggu kereta atau bis pertama. Tapi di HK Airport gak ada tempat tidur yang menyenangkan seperti di Taoyuan, Taipei dan orang HK galaknya bukan main. Gue duduk di McD sambil nunduk aja didatengin tante-tantenya dan dimarahin. Well, fair enough mungkin karena spacenya limited dan itu tempat makan bukan tempat tidur.
Tapi mereka hell strict dengan definisi 'tempat makan'. To the point gue diusir saat minum pelan-pelan setelah makanan gue habis di salah satu kedai lokal ngetop, Lan Fong Yuen. Padahal saat itu keadaannya kosong dan ga ada antrian. Sialan.
Kedai Galak |
Ga sampe disitu, orang-orang pun generally ga friendly dan ga pengen membantu. Hostel mahal dan gue baru pertama kali ngerasain triple bunk bed alias tempat tidur tumpuk tiga... Gila. Yang paling bawah mepet lantai, yang paling atas mepet langit-langit. Yang tengah kesandwich dan duduk pun gak bisa. Kalo kata temen gue, tinggal di HK itu semacem tinggal di kotak sepatu aka shoebox. Hidup lo sepengap dan seterkotak itu.
Anehnya lagi, gue ke HK disaat musim konstruksi. Dimana-mana lagi dibangun sampe-sampe susah kemana-mana. Avenue of Stars tutup, Old Central harus muter dsb.
Akhirnya gue ke museum aja. Tidak mengecewakan, apalagi Museum of History. Tapi gak sebagus museum-museum yang di Taipei. Museum of Heritage juga keren, apalagi kafenya cozy banget. Masuknya gratis, so lumayan nih ditengah HK yang serba kecil dan komersial.
Selain museum, yang paling ok dari HK mungkin lanskapnya dan mengamati betapa susahnya berbagi space. Lo pasti notice lah begitu sampe HK, semua gedung tinggi dan apartemen tua-tua. Mereka hidup berebut space. Buat gue sih, HK itu versi lebih besarnya Singapore. Nothing more.
Ga ada yang memorable dari HK selain... Night Viewnya! Nah kalo ini beneran bagus.
Victoria Peak night view |
Seperti yang semua orang tahu, Victoria Peak adalah tempat terbaik liat night view. Gue sempet gamau karena gue males banyak orang. Tapi ternyata worth juga ngantri lama ke atas dan menikmati suasana malam sambil berdempet-dempetan dengan ratusan orang lainnya.
View dari Tamar Park |
Gue diajak ke Tamar Park sama temen-temen gue yang tinggal di HK dan ini seru banget. Soalnya sama sekali ga ada orang dan di daerah bisnis. Jatohnya jadi kaya Yeouido atau SCBD tapi tanpa manusia.
Bianglalanya HK |
Menuju ke Tamar Park, kita ngelewatin bianglala raksasa. Sepi banget. Bisa foto-foto tapi sayang skill foto gue jelek dan cuma bermodal HP. Untung ada temen yang lumayan talented yay.
Setelah itu... Udah. Gue ditunjukkin sisi shopping HK tapi gue gak terlalu berminat. Ya karena gak punya uang sih jadi gak bisa beli juga :p
Memantau Bandara |
Sebelum balik, gue sempet nunggu di private residence yang sebelahan sama Ngo Ping Cable Car dengan view bandara. Ini baru cantik. Tapi lagi-lagi, kereta gantungnya lagi diperbaiki sampe bulan Juni. Sebenernya gue salah apa, kenapa semua lagi konstruksi?
Anyway, gue gak menyesali pergi ke HK 3 hari. Gue definitely belajar dan mendapatkan sesuatu, tapi cukup sekali.
No comments:
Post a Comment